sebuah kisah tentang kaki kananku menunjukkan bahwa aku harus lebih banyak bersyukur.
alhamdulillah,,,
di saat kaki kananku terluka, aku masih punya kaki kiri yang cukup kuat untuk menopangku berjalan.
waktu SD, kelas 4 atau kelas 5,
kakiku terkena pecahan kaca sewaktu bermain kejar-kejaran di ‘gunung’ atas rumahku.
saat itu tumit kananku tidak merasa nyeri,
darah yang mengalirlah yang membuat terlihat cukup mengerikan. 😀
aku tidak ingat mendapat berapa jahitan, mungkin delapan.
jahitan didapat di IGD AWS…
saat itu aku merasa bangga saat kuat ketika mendapat suntikan di tempat luka,
saat itu hanya merasa jarum jahit yang ditarik masuk dan keluar,
saat itu kurang merasakan sakit yang berarti.
kisah setelah keluar dari IGD, aku tidak teringat sampai saat ini.
paling-paling, cuma tetangga di sekitar rumah yang datang menjengukku.
aku tidak ingat berapa lama aku di rumah hingga bisa masuk sekolah dengan normal.
di awal semester 6,
aku memutuskan setuju operasi clavus di telapak kaki kanan bagian atas.
clavus,,, aku tidak ingat bahasa awamnya.
ada yang bilang clavus itu mata ikan, aku tentu saja meragukannya.
kata-kata clavus kudapatkan dari Sp.B.KBD yang juga merupakan PK I waktu itu.
saat itu, pemeriksaan dilakukan di ruangannya ketika aku meminta tanda tangannya,
kemudian selanjutnya membawa surat rujukan ke RSU AWS untuk diproses jadwal operasinya.
*itulah untungnya jadi mahasiswi F* yang juga punya askes fasilitas dari negara untuk orang tuaku yang PNS.
hingga tibalah saatnya aku dioperasi…
yang kuingat hanyalah masuk ruangan OK, kemudian dimasukkan sesuatu melalui lubang yang telah dipersiapkan di tanganku saat masih di ruang perawatan (lupa apa ya sebutannya), dan akupun bablas…
tampaknya aku dianastesi umum karena bagian yang akan dioperasi letaknya di telapak kaki.
ketika dibawa ke kamar perawatan, aku mulai sadar bisa mendengar, tapi mataku masih susah membuka,
tampaknya begitu ya rasanya sehabis dibius total… 😀
berhari-hari aku kuliah hanya menggunakan sepatu sebelah kiri,
pulang dan pergi kuliah bergantung dengan jemputan dan atau temanku,
dan menjadikan kaki kiriku sebagai penopangku saat berjalan…
di awal semester 13,
kami sekeluarga terkunci di luar pagar rumah sendiri 😀
tampaknya ada yang habis berkunjung dan mengunci dengan kuncian yang tidak biasa kami lakukan.
alhasil, cukup lama waktunya untuk membuka pintu pagar.
kedua adikku sudah meloncat pagar untuk membuka kuncian dari dalam,
dan akhirnya aku pun ikut meloncat…
naik pagarnya sih mudah, tapi turunnya ternyata tidak semudah kelihatannya.
dan akupun terpelecok,,, 😀
awalnya biasa saja, masih bisa berjalan…
4 jam kemudian aku terbangun dan merasakan nyeri di pergelangan kaki kananku,
aaww,,, sakit banget ternyata…
berjalan pun susah, untung aku masih punya kaki kiri yang mampu menopangku.
jadi, …
terima kasih ya ALLAH… atas nikmat kedua kaki sempurna yang telah Kau berikan kepadaku.
maafkan aku bila selama ini kurang bersyukur, meskipun telah berkali-kali Kau memperingatkanku.
semoga kaki kananku bisa segera berjalan normal kembali…
aamiiin…
Kata mereka…